Monday, September 7, 2009

31 Agustus 2009, aku klik log off dari komputer labkom 3. Ku lihat teman-temanku mulai sibuk membereskan diri karena kuliah telah usai. Aku masih ragu apa aku jadi pergi kesana atau enggak, melihat teman-temanku yang bergegas untuk segera pulang semakin membuatku sangsi. Jam telah menunjukkan 04.10 sore, aku menuju mesjid kampusku untuk ambil wudlu dan shalat ashar terlebih dahulu. Seusai shalat, aku duduk sejenak di teras mesjid untuk berpikir lagi. Dan akhirnya aku putuskan untuk pergi saja ke mesjid Akbar sendiri. Meskipun sendirian, tapi gak apa-apalah soalnya pengen tahu rasanya lontang-lantung dijalan sendirian. Karena tempo hari teman SMAku juga pernah melakukan hal itu, tapi dia pergi ke food festival . Coba bayangin gimana rasanya kalo jadi kamu pergi kesana sendirian, aneh bukan.


Kuikat tali sepatuku dan langsung menuju ke tempat parkiran. Tanpa berlama-lama lagi aku keluar dari kampus dengan jupiku yang uda berumur 5 tahun lebih ini namun masih nyaman untuk kukendarai. Surabaya sangat ramai pada jam-jam segini, banyak kendaraan yang berlalu lalang melintasi jalan-jalan besar seperti jalan A. Yani yang menjadi urat nadi menuju kota sebelah, Sidoarjo. Aku bukan orang yang pandai untuk mencari jalan alternatif, jadinya terjebak macet dijalan. Setelah terlepas dari macet, sekarang aku sedikit lupa jalan menuju mesjid Akbar. Yang ku ingat dan menjadi patokan yaitu hiasan di taman jalan berupa bangunan (entah itu bisa disebut bangunan atau tidak) yang terdiri balok-balok semen berbentuk persegi panjang yang disusun secara berjajar namun bergelombang. Jika malam tiba bangunan itu terlihat sangat indah karena diterangi dengan lampu-lampu bergaya gradasi warna. Karena masih agak lupa, alhasil nyasar dikit.

Beberapa menit kemudian, aku melihat sebuah kubah yang besar berwarna hijau dan biru dengan sinar matahari yang menguning disebelahnya, ya itulah kubah mesjid yang kutuju. Setelah sampai, Aku masuk ke parkiran, seperti biasanya aku dikenai biaya parkir Rp1000. Karcis tersebut berwarna hijau tertulis plat nomer L 3205 VL, namun ada hal yang membuatku untuk berpikir sejenak, di karcis parkir itu juga tertulis “Infaq Parkir Sepeda Motor”. Kalau begitu, apa bisa aku dikatakan berinfaq. Entahlah aku gak tau, gak perlu berpusing ria memikirkan hal tersebut.

Setelah memakirkan jupiku, aku langsung berjalan menuju pintu utama mesjid yang diresmikan tanggal 10 Nopember 2000 oleh mantan Presiden RI Bapak Abdul Rachman Wachid. Di sini terdapat air mancur yang bagus sekali dikelilingi pilar-pilar yang kokoh menopang bangunan yang megah ini. Karena sedikit capek, aku duduk disekitar air mancur bersama orang-orang disana. Kulihat di sekelilinngku, ternyata panitia sudah mempersiapkan air minum gelas dan 2 buah kurma yang dibungkus plastik untuk berbuka. Makanan dan minuman itu sudah tertata rapi, sehingga kita hanya tinggal duduk ditempat yang sudah disediakan. Terlintas dibenakku,“hmm, ide yang bagus, jadi gak awut-awutan dah”. Namun diwaktu yang sama tanpa kusadari, seseorang disebelahku menanyakan jam berapa sekarang. Aku menjawabnya jam 05.24. Orang itu membalas dengan senyuman dan ucapan terima kasih. Yez dapat pahala, hehe.

Bersambung...

Catatan kecil
"kayak pilm aja pake bersambung segala, hehe.."
Categories:

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar ria ^^

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!